Senin, 08 Oktober 2012

Bayi Tidak Mau Makan

Bayi mulai usia 6 bulan dianjurkan untuk mendapatkan makanan tambahan, misalnya biskuit, bubur susu, ataupun jus buah. Masalahnya, si kecil mungkin menyemburkan atau melepeh makanannya. Atau dikenal GTM (Gerakan Tutup Mulut).. yeahhh....ternyata setelah aq baca..ada beberapa sebab si anak gak ma makan.. yang aq dapat dari www.mamacerdas.com dan Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com


Penyebab perilaku sulit makan pada anak sebetulnya bisa ditelusuri. Misalnya, bayi yang sering menolak makan barangkali disebabkan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu cepat atau malah terlambat. Faktor penyebab lainnya adalah perilaku makan orang tua ternyata salah. Makan sambil nonton teve atau membaca koran adalah beberapa di antaranya yang kemudian ditiru anak. Selain itu, orang tua juga mungkin kurang terampil menyajikan menu makanan yang variatif. Demi kepraktisan, makanan yang tersaji di meja makan cenderung itu-itu saja.

Jika Anda tak mau problem sulit makan ini berlarut-larut dan berdampak buruk, maka carikan solusinya. Kekurangan gizi merupakan risiko yang paling jelas. Indikator mengenai status gizinya bisa terbaca dari berat badan dan tinggi badan yang berada di bawah standar. Oleh karena itu, cari tahu penyebab anak sulit makan dan lakukan upaya mengatasinya yang tepat.

“DUH…BAYIKU KOK ENGGAK MAU MAKAN?”

Masalah muncul ketika bayi memasuki masa transisi dari makanan cair ke makanan semipadat.

Di usia 6 bulan, kebutuhan asupan makan si kecil mengalami perubahan. ASI saja tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Itulah mengapa di usia ini si kecil membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Namun tak selamanya pemberian MP-ASI berjalan mulus. Ada begitu banyak bentuk penolakan makan yang dilakukan bayi. Di antaranya melepehkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah disuapkan ke mulutnya. Bahkan, tidak sedikit yang terang-terangan menolak dengan memalingkan mukanya atau menutup mulutnya rapat-rapat. Jangan terburu-buru menyalahkan anak, apalagi mencapnya dengan sebutan “bayi rewel”, “susah diurus”, “bikin repot” dan sebagainya. Siapa tahu penolakan-penolakan tersebut justru muncul karena organ-organ pencernaan di mulutnya belum siap menerima makanan yang diberikan. Entah karena tekstur makanannya terlalu kasar, terlalu kental, atau porsinya tidak sesuai dengan kemampuan menelan bayi.

Ada juga bayi yang awalnya tak pernah menolak makan, tapi saat berusia 8 bulan atau lebih baru rewel soal makan. Kemungkinan, bentuk penolakan tersebut merupakan “aksi protes” terhadap citarasa makanan yang diberikan. Ingat, anak usia ini sudah mengenal rasa apa yang disukainya, apakah manis atau asin/gurih.

Bisa juga, penolakan tersebut merupakan wujud dari ketidaksukaannya terhadap sosok si pemberi makan. Meski masih bayi, anak sudah bisa mengenali mana sosok yang bersahabat dan mana pula yang tak sabaran hingga cenderung main paksa. Perlakuan yang buruk tentu akan terekam dalam benak anak yang kemudian mendorongnya memasang “benteng pertahanan” lewat bentuk penolakan.

dan menurut pendapat Dokter yang ku dapat dari www.klikdokter.com

Saya akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang ibu ajukan.

1. kenapa dengan anak saya ya dok, apa memang sedang masanya? atau ada faktor psikis sbg penyebabnya? apakah dengan mencampur buburnya dengan susu akan membuat bayi saya jangka panjangnya tambah malas mengunyah? saya kuatir menginjak usia seharusnya dia sudah beralih ke nasi tim, dia masih belum menerima, bagaimana dengan asupan gizinya dok

Perilaku bayi seperti yang anak ibu lakukan yaitu mengunci mulutnya ketika makanan datang sebenarnya adalah salah satu fase yang akan dilalui oleh semua bayi. Perilaku bayi yang tidak mau makan bukan karena bayi kehilangan selera makan. Yang lebih mungkin terjadi adalah bayi sedang menempatkan diridalam diet pemeliharaan tubuh. Hal ini dikarenakan di usia menjelang 1 tahun kenaikan berat badannya tidak secapat di bawah usia 1 tahun.

Semua tingkah laku bayi harus dihadapi orangtua dengan sabar, dan tidakperlu kesal atau marah sampai harus memaksa bayi makan, karena kalau itu yang terjadi malah tidak sehat karena dapat membuat bayi trauma

Selain itu, faktor lain yang dapat memicu perilaku bayi tersebut adalah bertambahnya minat bayi terhadap dunia di sekitarnya. Saat ini jadwal makan justru terasa "sangat mengganggu" bayi, lantaran ia sebenarnya inginterus bergerak, bukannya duduk manis untuk makan. Ada begitu banyak hal yang dapat dilakukan dan dapat dilihat, sehingga jadwal makan hanyalah menyita waktu.

Selain itu, di usia bayi menuju batita, kemandirian bayi mulai tumbuh. Ini mempengaruhi reaksinya pada makanan yang disantapnya. Bayi yang sedang dalam proses berkembang menjadi batita memutuskan dialah yang menjadi tuan di meja makan, bukan orangtua atau pengasuhnya. Karena itu bayi mulai memilih makanan yang ingin dikonsumsi.

Dalam keadaan seperti ini sebaiknya orangtua mengikuti kemauan bayi dulu. Pastikan saja bayi mendapat makanan pengganti, misal, snack bergizi dan susu. Pada suatu saat kebiasaan ini akan berlalu juga.

Kemungkinan lain penyebab bayi tidak mau makan selain faktor psikologis adalah faktor fisik seperti bayi akan tumbuh gigi. Pertumbuhan gigi memang membuat rasa tidak enak pada bayi sehingga ia menolak untuk makan. Bayi yang sedang tidak enak badan seperti batuk-pilek juga bisanya melakukan hal yang sama. Apabila ibu curiga karena ada sebab lain atau masalah medis yang mendasari tingkah lakunya maka ibu dapat membawanya ke DSA untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tips untuk membuat anak mau makan adalah beri kesempatan anak makan sendiri. Dengan makan sendiri anak akan merasa tugas barunya yaitu makan sendiri sangat menarik hatinya.Kedua, cobalah biarkan anak sendirian. Letakkan makanan di hadapannya, dan sibukkan diri Anda. Kemuadian hentikan acara makan apabila anak tidak mau makan dan beri anak peringatan tegas (bukan marah tapinya) agar anak tidak mengulangi lagi perbuatannya. Lakukan secara berulang, anak akan segera mengetahui maksud Anda.


1 komentar: