Rabu, 28 September 2011

Ibu Hamil Tak Wajib Minum Susu

Bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dari makanan sehari-hari, minum susu malah bisa mengakibatkan kelebihan berat badan.

“SUDAH minum susu? Jangan sampai lupa lo, ini demi janinmu.” Nasihat seperti ini rasanya tak asing lagi buat kita yang berbadan dua, seolah minum susu merupakan kewajiban. Hingga, mereka yang tak doyan susu pun akhirnya memaksakan diri meminumnya. Sampai-sampai ada lo ibu hamil yang khawatir akan perkembangan janinnya hanya gara-gara perut si ibu tak bisa menerima susu alias selalu mual-muntah setiap kali minum susu.

“Memang, ibu hamil perlu makanan tambahan. Si ibu kan bukan cuma memberi makan dirinya, tapi juga janinnya,” kata dr Victor Tambunan dari bagian Gizi FKUI-RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Penambahan itu mencakup kalori, protein, kalsium, vitamin, dan mineral.

Untuk kalori, dibutuhkan sebanyak 300 kkal per hari. Kalori sangat penting untuk pembentukan energi tubuh. Sementara itu, kebutuhan protein sekitar 12 gr per hari dan berguna untuk pertumbuhan janin, plasenta, cairan amnion, jaringan uterus, hemoglobin, plasma protein, serta untuk cadangan maternal kala melahirkan dan laktasi. Suplai protein yang dianjurkan, sebagian besar hendaknya dari sumber hewani karena sumber ini menyediakan asam amino dalam kombinasi optimal.

Kalsium diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin, serta peningkatan metabolisme kalsium si ibu. Ibu hamil menahan sekitar 30 gr kalsium selama kehamilan. Sebagian besar ada di tulang yang dapat dengan mudah dimobilisasi untuk pertumbuhan janin pada kehamilan lanjut.

Akan halnya vitamin, yang diperlukan per harinya: 200 mikrogram RE vitamin A; 10 mikrogram vitamin D; 10 mg vitamin E; 65 mg vitamin K; 0,2 mg tiamin; 0,2 mg riboflavin; 0,1 mg niasin; 0,3 mikrogram vitamin B12; dan 150 mg asam folat. Sedangkan mineral yang dibutuhkan per harinya: 20 mg zat besi, 5 mg seng, 400 mg kalsium, 25 mikrogram yodium, 15 mikrogram selenium.

Cukup Dua Gelas Sehari
Nah, susu yang terbuat dari susu sapi dianggap merupakan sumber nutrien yang mendekati ideal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalsium bagi ibu hamil dan menyusui. Selain itu, di dalam susu juga terkandung kalori dari gula susu (laktosa), vitamin dan mineral. “Jadi, bisa dibilang susu adalah makanan yang hampir sempurna, hingga bisa dijadikan alternatif untuk mencukupi kebutuhan tambahan makanan bagi ibu hamil,” kata Victor.

Namun, bukan berarti ibu hamil wajib minum susu, lo. Apalagi sampai mengandalkan susu, amat tak dianjurkan. Soalnya, susu juga punya kelemahan, yaitu kurang zat besi. Padahal, zat besi pun amat penting untuk ibu hamil. “Kekurangan zat besi akan membuat si ibu mengalami anemia dan mempengaruhi kecerdasan si janin.” Meski tak tertutup kemungkinan si janin sehat-sehat saja sekalipun ibunya mengalami anemia berat. Artinya, janin tak mengalami kekurangan zat besi sedikitpun. Sebab, adakalanya bayi ibarat parasit, mengisap seluruh persediaan zat si ibu hingga ibu mengalami kekurangan zat-zat tertentu tapi janinnya tak kekurangan. Namun begitu, tetap harus dipikirkan kebutuhan zat besi ini, yang bisa diperoleh dari makanan sumber lain seperti hati sapi, sayur bayam atau sayur-sayuran berdaun hijau.

Lagi pula, bila terlalu banyak minum susu membuat kita jadi tak berselera makan makanan lain. Ingat, kan, susu mengandung protein tinggi? Nah, protein lebih lama diserap oleh lambung dibanding karbohidrat atau vitamin dan mineral. Makanya, hanya dengan minum susu, kadang sudah bikin kenyang. Jadi, minum susu cukup 2 gelas sehari, pagi dan malam. Namun minumnya jangan berbarengan dengan saat makan makanan pokok, tapi harus dipisah. Misal, makan malam jam 19.00, maka susu diminum sebelum tidur sekitar jam 22.00. Begitu pula bila sarapan. Minimal, jaraknya 2-3 jam, boleh diminum sebelum atau sesudah makan.

Jika susu diminum berbarengan dengan makanan pokok, maka sayuran dan beras yang kita makan bisa mengganggu penyerapan kalsium dari susu. Padahal, salah satu yang dipentingkan dari susu adalah kalsiumnya. “Pada sayuran dan kulit ari beras ada serat yang namanya asam fitat. Asam fitat inilah yang menghambat penyerapan dari kalsium itu.” Selain itu, asam fitat juga menghambat penyerapan seng dan zat besi. “Jadi, mineral juga diganggu oleh asam fitat ini.” Adapun yang dimaksud asam fitat ialah asam anorganik yang ada di biji-bijian serta gandum. Asam fitat hanya berguna untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri, tapi tidak untuk manusia.

Kelebihan Berat Badan
Dampak lain, bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi hanya dari makanan yang kita konsumsi tapi kita tetap ingin minum susu, bisa mengalami kelebihan BB. Padahal, selama kehamilan juga perlu dijaga agar pertambahan BB tak melebihi aturan, yaitu antara 12-15 kg. “Bukankah BB yang meningkat juga berarti mengundang bahaya lain lagi?” ujar Victor. Si ibu bisa mengalami keracunan kehamilan, preeklampsia, maupun diabetes. Bahkan, tubuhnya pun bisa mengalami bengkak, entah di kaki maupun perut, selain juga mengakibatkan si ibu lekas lelah dan sulit menjaga keseimbangan badan.

Jadi, bila kebutuhan gizi si ibu memang sudah terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, ya, tak perlulah ditambah susu. Lain hal bila si ibu kekurangan gizi akibat morning sickness, misal, “tak mengapa kekurangannya itu diberikan dalam bentuk susu. Kita hitung, makanan pokok yang masuk ada berapa dan kebutuhan dia seberapa, lalu kita ambil selisihnya. Tentunya kebutuhan per individu ibu hamil tak sama, tergantung BB dan TB si ibu. Bila dia butuh 2000 kkal, misal, sedangkan makanan yang masuk hanya 1000 kkal dan yang 1000 kkal-nya lagi terbuang akibat muntah-muntah. Nah, kekurangannya ini bisa dipenuhi dengan susu.”

Namun jangan dibalik, lo Bu. Bukan susunya yang digunakan untuk mencapai kebutuhan gizi ibu hamil, melainkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Susu hanya sekadar untuk mempermudah mencapai jumlah yang dibutuhkan. Jadi, makanan pokoklah yang harus ditambah. Untuk penambahan kalori, misal, bisa diperoleh dari bahan pokok seperti nasi, jagung, ubi, dan lainnya. Untuk protein, diperoleh dari sumber protein seperti daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, dan sebagainya. Sedangkan vitamin dan mineral bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan.

Dengan demikian, pola makan si ibu juga harus diubah: ia harus makan lebih banyak lagi. Persoalannya, tak semua ibu kuat makan banyak. Nah, bila si ibu makannya sangat sedikit, tentu ia bisa muntah jika dipaksa makan banyak. Padahal, kebutuhan tubuhnya meningkat, perlu tambahan 300 kkal setiap hari, belum lagi tambahan zat-zat lain. Otomatis, kalau makannya sedikit, tentu takkan bisa mengejar kekurangan tersebut. Hingga, sebagian ibu hamil lantas mengambil jalan pintas dengan menambahnya lewat susu. Jadi, karena kurang barulah ditambah dengan susu.

Jaga Kekurangan Makanan
Intinya, jangan menganggap kalau sudah minum susu berarti sudah sehat dan dijamin tak kekurangan apa pun. Ini pendapat yang salah karena makanan tetap harus lengkap dengan menu seimbang. Jadi, tak perlu dipaksakan harus minum susu bila ibu hamil benar-benar tak doyan susu. Asalkan si ibu bisa memenuhi kebutuhan gizinya dari makanan, tanpa minum susu pun tak masalah.

Yang penting, tegas Victor, ibu hamil jangan sampai kekurangan makanan. Soalnya, kekurangan makanan akan berdampak pada janin. Bukankah penyerapan ke janin tergantung si ibu? “Jadi, bila kebutuhan gizi si ibu kurang, ya, bayi juga bisa terkena BBLR atau berat badan lahir rendah, yang akan berdampak pada kualitas si bayi selanjutnya.”

Selain itu, bila kebutuhan ibunya tak terpenuhi, janin pun bisa kekurangan asam folat, yang berdampak pada neural cube defect yang mengakibatkan bayi cacat atau meninggal. “Walaupun kalau dilihat dari pola makan ibu-ibu di negara kita, sebenarnya kekurangan asam folat ini jarang terjadi karena ibu-ibu kita sering makan kacang-kacangan seperti tempe dan tahu,” tutur Victor.

Tak Perlu Susu Khusus Ibu Hamil
“Toh, kandungannya tak beda dengan susu full cream biasa asalkan jangan yang skim karena berarti lemaknya sudah dibuang, padahal lemak salah satu sumber energi pula,” tutur Victor.

Memang, akunya, ada beberapa susu khusus ibu hamil yang ditambahkan zat tertentu semisal asam folat yang berguna untuk pertumbuhan otak bayi atau serabut-serabut sarafnya. Namun, bila kita makan hati sapi dan kacang-kacangan, tak perlu lagi harus minum susu mengandung asam folat.

Terlebih, dokter kandungan pun akan memberikan resep tablet asam folat buat ibu hamil jika memang si ibu membutuhkannya. Namun bila kebutuhan asam folat dalam tubuhnya sudah terpenuhi dari makanannya, dokter takkan memberikan. Jadi, tak ada alasan untuk mengonsumsi susu yang mengandung asam folat ya Bu. Apalagi harganya biasanya tak murah kan?

Susu Kedelai
Dibanding susu sapi, susu kedelai memiliki zat besi lebih banyak. Namun kekurangannya, “susu kedelai mengandung asam fitat yang bisa menghambat penyerapan zat besi. Hingga, zat besi yang banyak itu jadi tak berguna karena tetap tak terserap dengan bagus,” jelas Victor.

Selain itu, susu kedelai berasal dari nabati dan kualitasnya tak sebagus susu hewani. “Protein hewani punya nilai biologi lebih tinggi karena terdiri asam amino esensial yang komplet, sedangkan protein nabati asam aminonya tak lengkap.”

Belum lagi susu nabati tak mengandung laktosa sehingga karbohidratnya sama dengan beras, yaitu berasal dari pati. Makanya, susu ini bagus buat orang yang tak tahan laktosa atau mengalami intoleransi laktosa.(kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar