Sabtu, 04 Juni 2011

Artikel tentang abortus Spontan...





Artikel tentang abortus Spontan..Kutipan dari Ayah Bunda...Semoga Bermanfaat untuk Bunda2...

Keguguran memang bukan sebuah keadaan yang diharapkan. Namun perlu Anda waspadai, karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini cukup tinggi. Sekitar 15-40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
TANDA-TANDA AWAL

Sebelum keguguran benar-benar terjadi, biasanya ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada proses kehamilan. Nah, begitu Anda mengalami tanda-tanda berikut ini, sebaiknya segera kunjungi dokter kandungan Anda.

·1.Perdarahan. Tanda keguguran yang paling umum dan sering terjadi ini bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampai perdarahan hebat (volume darahnya cukup banyak). Kadangkala, “serpihan” dari bagian jaringan yang robek, keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak, atau kantung ketuban yang robek.

· 2.Kram atau kejang pada perut, seperti yang biasa terjadi pada mereka yang terserang kram perut pada awal datang bulan. Umumnya, kram perut ini berlangsung berulang-ulang dan dalam periode waktu yang lama.

· 3.Nyeri pada bagian bawah perut. Rasa nyeri ini biasanya cukup mengganggu dan terjadi dalam waktu cukup lama. Ada yang merasakannya sebagai kram atau kejang pada daerah panggul, sakit di sekitar perut, rasa sakit yang tak kunjung reda pada pada bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Keluhan ini biasanya baru muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala perdarahan.
 
FAKTOR PEMICU

Penyebab pasti terjadinya keguguran, hingga saat ini masih menjadi “misteri” yang belum terungkap. Namun, sudah berhasil diketahui adanya 3 faktor yang menjadi pemicu terjadinya keguguran, yakni:

* Kelainan pada janin, yang disebabkan kelainan kromosom. Hal ini dikemukakan oleh Gilbert G. Hass Jr, MD, pakar endokrinologi reproduksi dari University of Oklahoma Health Science Center, Amerika Serikat. Kelainan kromosom ini terjadi pada saat proses fertilisasi berlangsung. Akibatnya, hasil pembuahan (embrio) yang terbentuk cacat dan terkena seleksi alam, yakni terbuang dan keluar dalam bentuk keguguran.

* Kelainan pada ibu. Dalam hal ini banyak faktor pemicunya. Misalnya, kelainan pada sistem hormon ibu, kelainan pada sistem kekebalan tubuh (imun), infeksi menahun yang diderita ibu, dan penyakit berat yang diderita ibu, seperti diabetes, hipertensi menahun, dan gangguan pada fungsi ginjal.

* Kelainan pada rahim. Kelainan yang paling sering terjadi adalah adanya mioma (tumor jaringan otot) yang bisa mengganggu pertumbuhan embrio. Kelainan rahim yang lain adalah rahim terlalu lemah, sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan pada rahim seperti ini biasanya hanya mampu bertahan sampai akhir semester pertama saja, dan kemudian janin akan keluar.

Selain 3 faktor tersebut, ada beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memicu terjadi keguguran. Salah satunya dikemukakan oleh Joseph Hill, MD, ahli kandungan dan kebidanan yang menjabat sebagai Direktur pada Center for Reproductive Medicine di Birgham and Woman’s Hospital, Boston, Amerika Serikat. Menurutnya, penyebab keguguran sebenarnya tidak selalu berupa masalah yang serius. Hal yang tampak sepele, seperti demam tinggi, ternyata bisa jadi bersifat racun bagi janin yang berumur kurang dari 6 minggu.

Namun, kebanyakan ahli kandungan berpendapat, keguguran merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor. Terbukti, sekitar 50% kasus keguguran terjadi akibat kelainan kromosom, dan selebihnya adalah akibat infeksi, kelainan rahim, kelainan hormon, dan lain-lain.

Beda jenis, beda risiko

Tahap atau tingkat keguguran yang terjadi ditentukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan dalam, yakni dengan meraba mulut rahim (serviks). Jenis-jenis keguguran yang mungkin terjadi adalah:

* Ancaman keguguran (abortus imminens)
Tandanya:
- Hasil pembuahan (embrio) lepas sebagian, atau terjadi perdarahan di belakang tempat embrio menempel.
- Embrio masih di dalam rahim dan bertahan hidup, sehingga umumnya bisa diselamatkan.

* Abortus insipiens
Tandanya:
- Sebagian jaringan embrio sudah turun dan berada di mulut rahim, tapi seluruh embrio masih berada di dalam rahim.
- Kemungkinan untuk melanjutkan proses kehamilan dan mempertahankan embrio sangat kecil.

* Abortus tidak lengkap (inkomplet)
Tandanya:
- Sebagian jaringan embrio sudah terlepas dari dinding rahim, dan biasanya ada sebagian jaringan yang sudah berada di mulut rahim.
- Apabila perdarahan yang terjadi tidak kunjung berhenti, embrio/janin harus segera dikeluarkan.

* Abostus lengkap (komplet)
Tandanya:
- Embrio yang sudah berbentuk janin, sudah terlepas sama sekali dari dinding rahim.
- Biasanya terjadi di awal masa kehamilan, yakni ketika plasenta belum terbentuk.
- Janin akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun dengan alat bantu.

Sebelum hamil lagi

Bila kebetulan Anda mengalami keguguran, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menerima keguguran yang Anda alami dengan lapang dada. Anda tidak sendirian, dan apa yang terjadi ini adalah kehendak Sang Pencipta Kehidupan.

Hargai dukungan pasangan Anda maupun orang-orang di sekitar Anda yang berusaha untuk mengembalikan semangat hidup Anda. Kemukakan semua perasaan Anda kepada mereka, atau bisa juga Anda “menumpahkan” segala perasaan Anda dalam bentuk tulisan. Selain itu, cobalah untuk menyibukkan diri Anda dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan, atau lakukan semua hobi Anda.

Apabila Anda secara mental sudah sembuh dan sudah siap kembali untuk hamil, lakukan hal-hal berikut ini sebagai langkah persiapan fisik.

* Periksa ke dokter kandungan, sehingga faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keguguran yang Anda alami dapat diketahui. Kemudian, sedapat mungkin dihindari agar tidak terjadi keguguran pada kehamilan berikutnya.

* Perhatikan asupan gizi Anda, khususnya zat-zat gizi yang penting untuk membantu mempersiapkan kehamilan dan membantu proses tumbuh-kembang janin kelak. Misalnya, memenuhi kebutuhan asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari

* Terapkan gaya hidup sehat, misalnya dengan melakukan olahraga secara teratur, dan memenuhi kebutuhan tubuh Anda untuk istirahat (jangan terlalu lelah).


Beda Keguguran & Kematian Janin

Keduanya memang merupakan bentuk “kehilangan” janin. Perbedaan antara keduanya terletak pada usia janin saat meninggal.

Yang disebut sebagai keguguran adalah bila janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan kematian janin terjadi pada saat janin sudah berumur lebih dari 20 minggu. Sementara WHO (Badan Kesehatan Dunia) menetapkan definisi keguguran terjadi sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Berbekal semua itu, percayalah Anda akan mampu mengatasi “kesedihan” akibat keguguran yang Anda alami. Sadarlah bahwa Anda harus terus meneruskan hidup Anda, karena masih banyak “tugas” menanti Anda di depan. Just keep in your mind, your life must go on!

Sri Lestariningsih

Konsultasi ilmiah: dr. Ali Sungkar, SpOG, POGI Jaya, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar